Venom besar itu meronta menahan sakit di wajahnya yang
terbakar akibat serangan Granat Dari Bagas, Namun Venom besar tersebut langsung
mengambil Sebuah Mobil Sedan dan melemparinya kearah Bagas. Mobil sedan itu pun
melayang bagaikan Kertas..
“Sialaan!!!!” Teriak Bagas
“Tidak akan sempat!” Teriak Dhike sambil menoleh kebelakang.
“Mati Sudah…..” Bagas Dalam Hati.
BRUAKKK!!!
JDUMMMM………………………………………..
SSSSSSSSSSSSSSSSSSSS…………………
Ugh….Sial kakiku Terkilir” Pinta Bagas
Mobil sedan itu pun menimpa mereka bertiga,Untungnya mereka tidak Tertiban.
Hanya saja kaki bagas yang terkilir akibat sedikit tertimpa Pintu mobil. Dengan
keadaan yang tidak memungkin untuk belari Bagas mengeluarkan sebuah Smoke Bomb
dan melemparinya.
“Cepat Kita harus Masuk Ke Gedung itu! Selagi Asapnya masih tebal dan terus bekerja!” Perintah
Bagas.
Dengan kaki yang pincang Bagas tetap membantu Melody dan
menggendong Dhike yang tidak memungkinkan untuk berjalan.
Mereka pun dengan cepat Masuk kedalam Sebuah Ruangan Kantor
dan duduk bersandar melepas lelah.
“Hampir saja aku mati…..” Lesu Bagas.
“apakah kalian berdua tidak apa-apa?....” Tanya Bagas sambil
mengatur Nafasnya yang tidak teratur.
Melody dan Dhike pun masih terdiam Mereka masih sangat Shock
dengan kejadian yang menimpa mereka tadi. Walau begitu mereka sangat bersyukur
masih bisa selamat dari serangan Venom,
Keadaan hening..
Hanya terdengar suara tetesan darah yang jatuh dari jidat
kiri Melody.
Bagas Pun langsung mengeluarkan Perban dari Tasnya dan
membalut Kepala Melody yang Terluka cukup parah akibat Bantingan Dari Venom
tadi.
“Apakah Kita akan Tetap hidup??......”Tanya Dhike dengan
muka kusam.
“Pasti! selama kita mau berjuang” Jawab Bagas yang masih
sibuk mebaluti kepala Melody.
“Kaki ku udah ga memungkinkan untuk berjalan..apalagi
berlari..”Melas Dhike.
“Aku hanya akan Menjadi Beban Bagi kalian…”Dhike.
“Beban?...Tidak akaa ada beban Dhike kamu harus
optimis..”Melody.
“Hmm… kakinya sudah terluka cukup parah, Hampir sebagian
Kaki Kirinya remuk.. Aku hanya bisa mengobati bagian luarnya saja” Bagas.
Disaat Mereka bertiga sedang bersembunyi di dalam ruangan
Terdengar suara hentakan kaki dari Luar Ruangan, di ikuti dengan suara Kuku
yang diseret ke lantai.
“Sial dia sudah masuk ke dalam” Bisik Bagas.
“Apa yang harus kita lakukan?...” Tanya Melody
“untuk sementara kalian Bersembunyi saja disini, kalau
Kondisi sudah aman aku akan Memberitahu kalian” Bagas.
“Tapi Terlalu Berbahaya jika kamu keluar sendirian” Bentak
Melody dengan nada Pelan.
Tanpa Pikir panjang Bagas Keluar dari ruangan, dan langsung
berlari kea rah meja Informasi yang cukup Besar. Dengan Sangat Pelan dia
Mengeluarkan Pistol dari kantong kanannya.
Krrrrttttt….shhhhssh….”
Suara Kuku di seret
Jantung Bagas Pun semakin Berdebar, dia tidak akan tau
bagaimana nasib dia selanjutnya apakah akan Mati? Atau Hidup. Dengan rasa
penasaran yang tinggi dia mecoba meliat dari sebuah Lubang Kecil yang ada di
Meja.
Diliatnya seekor Venom yang sedang sibuk mencabik seorang
tentara yang badannya sudah Tak Utuh, Bagas hanya bisa menutup mulutnya dan
menahan Tangis. Ternyata itu adalah Teman Baiknya sersan Andi.
“Monster Anjing……sialan….”Bagas sambil memendang Kursi.
Karena Emosinya yang tidak TerKontrol Bagas Pun Keluar dari
Meja dan menampakan dirinya ke Venom Kategori Black itu. Bagas Menghampiri
Venom tersebut sambil mengisi Ulang Pistol Glock nya.
“Nyawa Dibayar Dengan Nyawa” Teriak Bagas sambil menarik
pelatuk Pistol.
“HAHA! Kalau Begitu kau bayar nyawamu dulu” Balas Venom.
“Apa dia bisa berbicara?!!” Bagas dalam Hati.
Dorr! Dorr!! Dor!!!”Suara Tembakan Pistol.
Venom berlari kearah bagas dengan Cepat seakan akan serangan
Bagas Tidak Mempan baginya. DUAKKK!!!!! Bagas Pun Terpental Jauh, Dia Tak Berkutik
sama sekali.
“Hahahaha spesies lemah seperti kalian tidak akan bisa
mengalakan Kami yang seperti dewa ini” Venom.
Tiba Tiba dari kejauhan Muncul Venom Besar yang tadi bagas
Jumpai, dengan setengah wajah yang rusak akibat terkena granat, giginya semakin
memanjang, Matanya semakin menajam melihat kea rah bagas.
“Mati dah gue….”Pasrah Bagas.
Bagas kembali sibuk mengecek setiap sakunya, berharap ada
smoke Bomd atau Granat yang tersisa, sedangkan Venom besar terus berjalan
menghampirinya.
“Kau telah merusak wajahku, dan sekarang aku akan merusak
Tubuhmu!” Bentak Venom Besar.
“Enyalahh!!!” Bentak bagas balik sambil menembakan venom
besar itu dengan pistol kecilnya. “Percuma saja mahluk kecil seranganmu hanya
seperti digigit Semut” Venom.
Disaat bagas sudah terpojok, Tiba-tiba 1 peluru dengan
sangat cepat menembus leher Venom besar, Tanpa ada perlawanan sama sekali venom
besar tersebut tewas seketika.
“Selama 2 Tahun latihan jadi Tentara ilmu apa saja yang kamu
dapatkan? Lawan begitu saja sudah mau nyerah” Bentak seorang wanita dari
kejauhan.
Bagas masih bersandar ditembok dengan badan penuh luka,
dengan sekuat tenaga dia mencoba untuk berdiri dan menghampirinya.
“..Mayor Ve……....”Jawab Bagas dengan Lesu.
“huh..selalu saja merepotkan..”Jawab Ve dengan ketus.
“Apakah kamu membawa warga sipil? Atau yang lainnya?” Tanya
Ve.
“aku membawanya mereka berada di ruangan sebelah
sana..”Bagas.
“Sudah kuduga……Kita tinggalkan mereka Sekarang Juga”
Tegas Ve.
“Tapii Tugas kita kan melindungi warga kenapa kita
meninggalkannya???” Mereka tidak berdaya kita harus menolongnya!” Jawab Bagas.
“Mereka hanya akan menjadi beban, Kota Jakarta sekarang
sudah di Isolasi, sekarang kita berada di daerah Biohazard atau terlarang” Ve.
“Apa maksudmu???”Bagas.
“Semenjak kejadian Meteor jatuh tadi pagi Kota Jakarta secara
tiba-tiba diserang Monster Alien, Presiden mengambil tindak tegas untuk segera
meninggalkan Jakarta dan mengosongkan Jakarta Dan kita seharusnya sudah naik ke
pesawat evakuasi mungkin di kota ini hanya tinggal sisa kita berdua atau ada
warga dan tentara lainnya ang masih bertaha Hidup” Jelas Ve.
“Tidak Mugkin kalau begitu caranya kita akan..”Bagas
“Mati” Ve.
“Cepat kita harus segera pergi dari sini, Urus sendiri warga
yang kamu bawa tadi” Ve.
Bagas Pun bergegas menuju ruangan Untuk menghampiri Melody
dan Dhike, dan menjelaskan kepada mereka apa yang sedang terjadi, “Kita Sudah
Terperangkap disini…”Melas Dhike
“Kita pasti akan tetap hidup percayalah…”Bagas
“Hey kalian Semua lama sekali” Bentak Ve.
“Ve??!” Tegas Melody.
“Kak ve?!!” Teriak Dhike.
Ternyata Kalian Berdua Masih Hidup?.......” Balas Ve dengan
Muka Tak percaya. “Seharusnya kalian kan Sudah Mati akibat Tertimpa Reruntuhan
Gedung Fx 7 Tahun yang lalu” Lanjut Ve.
“Seharusnya aku sudah Mati, Tapi Gaby mencoba
menyelamatkanku….dan dia yang menjadi korban...”Lesu Dhike.
“Sudah yang terpenting kita cari jalan keluar dari tempat
mengerikan ini!” Melody.
“Aku akan menghubungi pusat” Ve. ‘ Hola-Hola Roger 1 masuk
kepada Mayor Ve hola!” Ve berusaha menghubungi pusat.
“Komandan ini gawat!.. Kota Jakarta sepenuhnya telah
dikuasai Mahluk Aneh itu, Sebagian pasukan kami telah tewas dibunuh olehnya,
Dimana Posisi komandan sekarang??!!” Teriak seorang Prajurit dari radio.
Daerah Kemang selatan Aku akan memberikan peta Kordinasi
harap kirimkan Helikopter secepatnya!” Perintah Ve. Belum sempat Prajurit Radio
membalas radio Ve secara tiba-tiba sinyal Radio menghilang.
Crsshhhhshshhhshshhhh……………..”Suara Radio
Oke semua.. kita akan lanjut ke rencana B” Jelas Ve.
“Sekarang kita akan Pergi sejauh mungkin dari tempat ini dan
berusaha Untuk Bertahan Hidup, selain itu kita juga akan mencari sisa sisa
tentara yang masih hidup untuk memperkuat Kerjasama kita” Ve
“Aku akan menyiapkan barang-barang” Jawab Bagas.
“Tapi kakiku…..”Dhike.
“tenang saja aku akan menggendongmu..”Jawab Bagas sambil
sibuk mencari senjata yang tersisa di tas nya.
Melody masih terdiam dan tidak mengeluarkan sepatah kata
pun, Bagas Pun menghampiri melody dan memberikan 1 Pistol “ Ini adalah salah
satu Pistol favoritku..pakailah” Bagas sambil memberikan Pistolnya ke Melody.
“Terimakasih…” Jawab melody.
“Sial Kita sudah dikepung oleh para Venom itu” Ve.
“Dan jumlah mereka lebih dari 10….”Ve. “Kemungkinan
kesempatan hidup kita tidaklah besar…” Kata Ve sambil melihat jendela.
"Ada yang mendekat!"Bisik Melody sambil mengacungnkan pistolnya.
To Be Continued….
Tidak ada komentar:
Posting Komentar